Tagarislam.com,-
Anak merupakan bentuk cinta orangtua. Segala perhatian, harapan dan doa selalu tercurah
untuk buah hati. Hati nurani orangtua muslim pastilah mengingkan anaknya menjadi seorang ahli Surga.
Namun pada praktiknya persiapan orangtua untuk menjadikan anak seorang ahli surga
sangatlah sedikit. Sebagai orangtua kita malah berlomba-lomba mendahulukan anak kita untuk
menjadikannya seorang yang memiliki pekerjaaan dan jabatan di perusahaan-perusahaan besar. Segala
pengorbanan diberikan baik tenaga, waktu dan harta. Sampai-sampai, kita rela menghabiskan jutaan
hingga ratusan juta untuk menyekolahkan anak kita bahkan sampai ke luar negeri agar kelak ia bisa di
akui sebagai seorang yang cerdas dan berwawasan luas. Secara tidak sadar, kita sebagai orang tua selalu
mengutamakan dan menjadikan kehidupan di dunia begitu besar padahal hal tersebut begitu kecil.
Rasulullah berfiman :
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum
barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi)
Sebagian besar orangtua menjadikan tugasnya dalam mengenalkan Allah SWT kepada buah hati
hanyalah sebagai rutinitas. Seperti Aqiqah, Khitan bahkan Shalat yang menjadi tiang agama hanya di
perkenalkan, dilaksanakan dan di ajarkan sekilas. Masih sedikit orangtua yang paham akan pentingnya
memperdalam pendidikan agama islam secara menyuluruh. Tidak ada bimbingan belajar khusus untuk
anak belajar ilmu alquran, aqidah, akhlak, iman.
Sehingga dewasa ini banyak sekali seorang yang berpendidikan, memiliki posisi jabatan dan
pengetahuan yang luas namun tidak amanah dalam mengembankan tugasnya. Ketika menjadi pemimpin
ia menjadi pemimpin yang dzalim. Ketika ia menjadi pengusaha, dia menjadi pengusaha yang curang.
Bahkan ketika menjadi seorang ahli dan ilmuan dia menjadi ilmuan yang membahayakan umat akan
penemuannya. Tidak ada kesucian hati dalam menjalankan tugas, karena yang menjadi fikirannya
hanyalah dunia sebagaimana dia terdidik.
Padahal sebagai orangtua kita akan dimintai pertanggungjawaban bagaimana kita mendidik
anak kita. Bagaimana kita mempersiapkan dia menjadi seorang ahli surga ?. Apakah tindakan dan
keputusan kita sudah sesuai dengan perintah Allah dan Rasul nya ? dimanakah kita menempatkan
mereka ? seperti apa pergaulannya ? dan kepada siapa ia belajar ?
Jangan sampai kita salah fokus. Selalu berusaha berusaha maksimal untuk persiapan kehidupan
dunia anak namun terbengkalai dalam persiapan kehidupan akhirat. Ingatlah bahwasannya Allah
berfirman dan Rasulullah bersabda :
Q. S Al-Ankabut ayat 64
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah
kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُنْ في الدُّنْيَا كَأنَّكَ غَرِيبٌ ، أَو عَابِرُ سَبيلٍ
“Jadilah kamu di dunia seperti halnya orang asing atau orang yang sekedar lewat/musafir” (HR. Bukhari)
Selalu dahulukan pendidikan agama sebelum pendidikan dunia. Sehingga sebelum ilmu dan
harta diturunkan kepadanya. Dia menjadi seorang yang rendah hati akan ilmunya dan tidak sombong
akan hartanya. Agar kelak anak kita menjadi seorang yang paham bahwasannya segala yang ia miliki di
dunia adalah milik Allah dan harus ia manfaatkan hanya untuk kebaikan dan membawa manfaat bagi
sekitarnya.
Anak kita harus menjadi seorang pakar di bidangnya namun ia juga harus menjadi ahli sujud,
sehingga ia bisa menitikan air mata Ketika nama Allah dan Rasul nya di sebut. Ia harus memiliki posisi
dan jabatan di perusahaan besar bahkan lingkungannya, tetapi ia juga harus menjadi ahli ibadah. Agar,
ketika mengembankan amanah, ia menjadi seorang pemimpin yang memberikan kesejahteraan kepada
umat.
Janganlah takut untuk mengutamakan hak anak dalam pendidikan akhiratnya. Karena sejatinya
pendidikan agama akan mendorong dan menginspirasi anak kita dalam berkarya. Pendidikan agama
juga memudahkan ia dalam menjalani kehidupan dunianya. Sesungguhnya anak yang shaleh akan
menjadi syafaat bagi orangtua di Surga.