Adab sebelum Ilmu, begitulah konotasi seharusnya kita mencari ilmu dalam Islam. Seorang ulama besar dunia , Abullah bin Mubarak RA menyebutkan bahwa adab itu dua per tiga dari ilmu. Sehingga ia belajar adab 30 tahun dan belajar ilmu 20 tahun lamanya. Lihatlah begitu mudahnya ilmu dipelajari dibandingkan dengan adab nya, karena sejatinya ilmu itu tidak datang karena pencarian, tetapi ilmu itu datang karena Allah yang memberikan cahayanya.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Jumuah ayat 5 dan Q.S Al-Baqarah ayat 75
مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرٰىةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ اَسْفَارًاۗ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya : “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (Q.S Al-Jumuah ayat 5)
۞ اَفَتَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُوْنَ كَلَامَ اللّٰهِ ثُمَّ يُحَرِّفُوْنَهٗ مِنْۢ بَعْدِ مَا عَقَلُوْهُ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Artinya : Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya? (Q.S Al-Baqarah ayat 75)
Dua ayat diatas mencerminkan apa yang akan terjadi apabila tidak ada adab dalam ilmu. Walaupun ilmu yang dimiliki begitu banyak dan besar akan terjadi penyimpangan yang merugikan banyak orang. Sehingga membangun adab dalam pendidikan adalah hal yang pertama dan yang utama.
Pendidikan dalam islam bukan hanya sekecil transfer of knowledge tetapi transfer of character. Sehingga Islam selalu memposisikan pembentukan adab, akhlak atau karakter anak pada pilar utama tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan pembentukan akhlak pada anak al Ghazali menawarkan sebuah konsep pendidikan yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah. Menurutnya mendekatkan diri kepada Allah merupakan tolak ukur kesempurnaan manusia, dan untuk menuju kesana ada jembatan yang disebut ilmu pengetahuan.
Bayangkan saja jika pendidikan hanya sekedar transfer of knowledge maka “Google” yang menjadi mesin pencarian segala ilmu saat ini mampu menjadi guru terbaik. Maka seorang guru memiliki tugas yang penting, bukan hanya mentransfer sebuah “ilmu” atau “pengetahuan” tetapi harus mampu mentransfer sebuah “keteladanan” sehingga menciptakan “pendidikan karakter” bagi murid.
Imam Syafii RA berpesan kepada seorang guru “mata mereka akan terikat dengan kedua matamu”. Sehingga menurut murid, yang baik menurut mereka adalah apa yang “guru” anggap baik, dan yang buruk menurut mereka adalah apa yang “guru” Maka jadikanlah permulaan perbaikan untuk anak-anak Amirul mukminin adalah dengan memperbaiki dirimu sendiri.
Sebagai orangtua tanggungjawab terbesar kita adalah mendidik anak. namun tentunya, ilmu dan waktu kita terbatas. Sehingga kita harus mencarikan sekolah terbaik untuk anak. Perlu diperhatikan, mencari sekolah terbaik bukan sekedar mencari “Gedung” bukan pula berlomba lomba memenuhi gengsi pergaulan. Harus dipahami, point terpenting dalam mencari sekolah ialah “Kepada siapa anak saya belajar?”, “Dekatkah ia dengan ulama?”, “Bagaimanakah pendidikan karakternya?”
Semoga kita semua dapat menjadi guru terbaik untuk generasi muslim selanjutnya, dengan menjadi seorang mukmin yang mendahulukan adab dan karakter dalam berperilaku dan mencari ilmu. Sejatinya ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang di amalkan bukan hanya sekedar dihapalkan oleh lisan. Wallahu a’lam bish-shawab.
Penulis : Syadza Idzni Indallah